Atap dari kediaman Abraham sudah terlihat dari kejauhan. Menandakan kalau mereka akan segera sampai di tempat tujuan. Yang membuat mereka semua menghela napas lebih berat dengan tanpa sadar, mengingat waktu yang cukup menegangkan akan segera tiba.
Luna adalah yang paling gugup sejak tadi. Dia sudah membayangkan apa yang akan terjadi. Mungkin Bertha akan langsung memanggilnya menghadap, lalu akan berceramah panjang dan lebar kepada dirinya. Dia mungkin juga akan dibentak dan dimarahi habis-habisan.
Hingga tak lama kemudian mereka sampai tepat di depan rumah. Namun di saat itu mereka menyadari kalau pintu pagar rumah dalam keadaan terbuka. Tampak sebuah mobil convertible silver yang baru saja melenggang masuk ke dalam.
'Gawat. Itu kan mobilnya Serra? Astaga, kenapa dia mesti datang di saat begini?'
Luna mengeluh di dalam hati. Sementara kedua pria yang duduk di jok depan refleks juga saling bertatapan.