Sean mengelap meja yang baru saja ditinggalkan oleh para pembeli tadi, salah satunya adalah perempuan yang sempat memegang tangannya tadi. Sungguh, padahal Sean sudah beberapa kali tangannya bersentuhan dengan seorang perempuan apalagi dengan Emily, tetapi baru kali ini dirinya merasa risi dengan perlakuan perempuan tadi. Tapi tentu saja dirinya merasa risi mengingat perempuan itu sama sekali tak dikenal olehnya.
"Astaga," Sean terkejut saat melihat meja yang sudah cukup bersih tadi kini kotor oleh air bekas kobokan. Laki-laki itu mendongak dan melihat sang pelakunya dengan tajam, apa-apaan Bayu ini?
"Maksud kamu apa, Bayu?" tanya Sean, masih berusaha untuk bersikap sabar. Dirinya tak ingin memperlakukan Bayu dengan sikap kasarnya juga, apalagi Sean tak ingin jika nanti perlakuan kasarnya malah dilihat oleh majikannya—Bu Fatin.
