"Kak, ayo ke sana dulu!"
"Eh, tapi Kak, sepertinya di sana pedagangnya!"
"Yuk kita ke sana!"
Sean menghela napasnya kasar, sedari tadi Geladis terus berbicara tanpa henti dan Sean hanya diam tak menyahutinya, ia hanya berjalan saja mengikuti gadis di hadapannya. Sungguh, Sean sudah sangat kesal berada di pasar, jika Geladis tak terus berbicara pasti Sean akan biasa-biasa saja.
Geladis melirik ke arah pedagang daging, ia pun melangkahkan kakinya ke sana. Setelah berada di hadapan pedagang daging yang kebetulan sedang dikerumuni oleh orang-orang, Geladis menoleh ke belakang dan menatap pada Sean.
"Pakai daging sapi kan, Kak?"
"Kalau kebab kebanyakan ya memang memakai daging sapi."
"Tapi, daging sapi harganya mahal, Kak."
