Tok! Tok! Tok!
"Geladis!"
"Masuk, Ma!"
Mendengar sahutan dari putrinya, Darmi langsung membuka pintu kamar itu dan masuk kemudian kembali menutup pintunya rapat. Ia akan berbicara serius dengan Geladis dan tak ingin ada satu orang pun yang mengganggunya.
Darmi tersenyum kecil saat melihat Geladis tengah duduk berhadapan dengan meja belajarnya, ia melangkahkan kakinya kemudian berdiri di samping Geladis dengan tangan yang melingkar di sandaran kursi yang ditempati oleh Geladis.
"Geladis, boleh Mama berbicara sebentar denganmu?"
Gadis itu menoleh kemudian memposisikan duduknya menjadi menghadap sang mama. "Ada apa, Ma?"
"Duduk di sofa, yuk!" ajaknya sembari menarik pelan tangan Geladis dan membawanya duduk di sofa berwarna pastel yang berada di depan ranjang.
Dahi Geladis menyernit. "Kenapa, Ma? Serius sekali yang ingin dibicarakan?"
"Iya," jawabnya singkat.
Geladis semakin penasaran apa yang ingin mamanya itu katakan. "Yasudah, bicara apa, Ma?"