"NENEK!!!"
Dari kejauhan Emily melihat wanita tua itu yang sedang berada di luar gua, tanpa sedikit pun terhalang Emily langsung berlari menuju wanita itu dengan menggeser tubuh prajurit yang menghalangi jalannya.
Begitu semakin dekat dengan wanita itu, Emily langsung menerjangnya dengan pelukan erat. Baru beberapa hari tak bertemu dengan nenek Tita, tapi sudah membuatnya merasakan rindu yang sangat dalam.
Kedua mata Emily berkaca-kaca, ingin menumpahkannya saat itu juga. Tetapi, Emily tak ingin dipandang dirinya perempuan yang lemah.
"Emily rindu Nenek," ungkap Emily dengan bergetar, menahan tangisnya yang bisa kapan pun meledak.
"Nenek juga merindukanmu, Nak..."
Melihat punggung Emily yang bergetar membuat Gabriel refleks mengelusnya dengan lembut, menenangkan gadis itu, entah untuk ke berapa kalinya ia melihat Emily menangis. Entah itu menangis bahagia, terharu, sedih.
"Sudah," bisik Gabriel, saat merasa Emily semakin menangis kencang.