Sean memasuki rumah dengan bernuansa putih tentunya setelah diizinkan oleh sang majikan. Laki-laki itu menundukkan kepalanya saat melihat keluarga itu sedang sarapan di ruang makan, dengan berjalan cepat Sean segera menuju halaman belakang.
"Pagi, Bi!"
Bi Arim menoleh kemudian tersenyum. "Pagi juga, Nak Sean!"
Baru saja Sean akan melangkahkan kakinya menuju halaman belakang, saat mendengar panggilan dari Bi Arim membuat Sean mengurungkan niatnya dan berbalik menatap wanita paruh baya di depannya dengan penuh tanya.
"Ada apa, Bi?" tanyanya dengan kedua alis yang menyernit.
"Tidak bertanya keberadaan Neng Geladis lagi?" tatapan wanita itu seolah meledek ke arahnya.
Apa jangan-jangan Bi Arim mengetahuinya bahwa ia sedikit kesal pada Geladis yang berangkat ke sekolah bersama teman laki-lakinya itu? Ah, tapi rasanya tidak mungkin Bi Arim mengetahui hal itu.
"M-maksudnya, Bi?" tanya Sean pura-pura tidak tahu.
"Sean cemburu pada teman laki-lakinya Neng Geladis ya?"