Dengan jantung yang tak berhenti berdetak cepat, Emily terus melangkahkan kakinya bersama Gabriel di sampingnya. Perasaan Emily saat ini benar-benar bimbang, dirinya antara takut dan juga senang jika kembali ke istana.
Senang bukan karena dirinya bisa tinggal lagi di sana, melainkan senang karena setidaknya kedatangan dirinya nanti di istana akan membuat sang ayah semangat untuk sembuh. Emily mengulurkan tangannya untuk menarik tangan Gabriel pelan, hingga langkahnya dan juga langkah Gabriel terhenti.
"Ada apa, Emily?" tanya laki-laki itu sembari menoleh dan mengerutkan kedua alisnya heran. Padahal kini keduanya sebentar lagi akan sampai di istana. "Kamu berubah pikiran?"
"Bu-bukan itu, Gabriel."
"Lalu apa?" sahut Gabriel cepat. Dirinya benar-benar tak bisa menunda waktunya, saat ini juga Emily harus cepat-cepat sampai di istana karena ia sendiri tak ingin melihat sang baginda raja hanya terbaring lemah.
"Ak-aku ragu, aku takut, sedih, semuanya campur aduk, Gabriel."