Sean mencoba untuk lebih bersabar lagi saat melihat Geladis yang kini tiba-tiba berdiri di hadapannya seraya menenteng kantong kresek berwarna putih, entah apa lagi yang ada di genggaman Geladis.
Kalau saja Sean adalah orang yang tidak sadar diri dan tidak tahu terima kasih mungkin saat ini Sean sudah berperilaku secara tegas pada Geladis, kalau saja kemarin Geladis tak memberikannya botol minum serta sandal mungkin saat ini Sean tak akan merespon gadis di hadapannya ini.
Ia mencoba untuk tersenyum ramah saat merespon Geladis. "Ada apa Geladis?"
Gadis itu berdeham pelan lalu melirik ke arah kantong kresek yang tengah ia pegang lalu kembali menatap pada Sean dengan cengiran lebarnya sehingga menampilkan deretan giginya yang rapi. "Kak, kita makan yuk!" ajak gadis itu sembari mengangkat kantong kresek itu.
"Ma-makan?"
Geladis mengangguk cepat dengan senyuman yang tak luntur dari wajah cantiknya. "Kak Sean belum makan, kan?"