Emily meringis ketika mengingat kejadian tadi siang, di mana dirinya mengucapkan rentetan kata pada laki-laki bernama Gabriel itu. Bisa-bisanya tadi ia sefrontal itu meminta Gabriel agar hubungan keduanya baik-baik saja dan tidak merasa asing ketika mulai hari esok.
Entah bagaimana nantinya Emily jika bertemu dengan laki-laki itu, takutnya Gabriel nanti malah meledeknya atau tidak mengingatnya terus-terusan walaupun tidak meledeknya. Kemarin laki-laki itu hanya menyahutinya dengan anggukan kepala saja, ah Emily sangat malu sekali.
Dan kini hari sudah berganti pagi, tak ada yang dapat Emily lakukan lagi selain berdiam diri di dalam kamar. Rasanya kalau keluar dari kamar pun Emily tidak tahu ke mana dirinya harus melangkah, namun pasti ujung-ujungnya kakinya akan melangkah menuju halaman belakang—tempat yang sudah tidak asing lagi untuk Emily sampai-sampai membuat gadis itu bosan sendiri jadinya.
