Beberapa hari berlalu sejak mereka bertiga berkuda menelusuri hutan. Karena Fabian masih sakit, perjalanan mereka terkadang terhenti sebentar untuk berisirahat. Mereka bertiga duduk melepas lelah di atas bukit. Ana mengusap keringat di dahinya lalu berdiri sambil meregangkan badannya. Sakit, pegal dan lelah terasa di seluruh tubuhnya. Ia telah menunggang kuda selama empat hari terhitung sejak meninggalkan rumah pemburu. Ditambah lagi, Arlen sering memintanya berada di depan dengan alasan supaya ia mahir berkuda sedangkan, Arlen duduk dengan nyaman di belakangnya. Ana melirik ke arahnya dengan kesal. Selama perjalanan, Arlen juga sering menertawakannya saat ia salah mengarahkan kuda hingga berbelok arah dan akan menabrak kuda yang ditunggangi Fabian. Ana nyengir sambil mengangkat tangannya seakan-akan hendak memukul Arlen dari belakang. Arlen menoleh padanya sambil menaikan alis matanya heran dan Ana segera menurunkan tangannya sambil tersenyum.