"I—iya, sih," jawab Claretta dengan terpaksa.
Malam semakin larut, setelah Allice terlihat mengantuk, mereka segera kembali ke kamar. Crish mewanti-wanti anaknya agar membuat ibunya tak khawatir.
Sakit Allice kemarin cukup parah, daya tahan tubuhnya belum kembali sepenuhnya. Jadi, Crish khawatir kalau istrinya sakit lagi.
Claretta menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Ia langsung menjatuhkan bobotnya di tempat tidur. Ia belum mengantuk sebenarnya. Hanya sedang ingin sendiri di kamar.
Claretta mengambil ponselnya yang sedang di charge di atas nakas. Ia membuka aplikasi chat-nya. Biasanya tak ada yang menarik di sana. Tapi, entah mengapa ia selalu penasaran.
Matanya terbelalak ketika melihat banyak telepon masuk dan pesan chat berderet dari nomor yang sama. Yaitu Matteo.
"Ngapain sih, ini anak," ujar Claretta heran dengan model manusia seperti Matteo.