"Maafkan aku, sayang!"
"Kenapa kamu minta maaf?" tanya Yunki sambil menatapku.
"Karena aku melakukan salah," jawab aku dengan suara pelan.
Yunki langsung menuntunku menuju sofa dan kami duduk disana berdua. Yunki menatapku dan menggenggam tanganku dengan erat, tatapan mata Yunki seolah ingin melupakan kejadian kemarin.
"Maafkan aku juga atas kejadian kemarin dan sebaiknya kita lupakan kejadian kemarin karena Tara sudah menjelaskannya padaku," ucap Yunki.
Lalu, dari tatapan mata Yunki terlihat bahwa Yunki semakin mengkhawatirkan aku. Aku mencoba tersenyum agar Yunki tidak merasa mengkhawatirkan diriku, aku juga tau apa yang di rasakan Yunki saat ini dan aku yakin kalau Tara juga menceritakan masalah kejadian tadi sore.
"Jadi, kita enggak marahan kan?" tanya aku seperti anak kecil.
"Tidak," jawab Yunki sambil mengusap-usap kepalaku. "Untuk apa kita marahan? Lebih baik kita kangen-kangenan," bisik Yunki di telingaku membuat aku sedikit bergidik ngeri.