Aku hanya menghela nafas panjang saat suamiku mengatakan itu, kali ini aku seperti sedang sangat bad mood melihatnya.
"Enggak jadi," ucap aku lalu geleng-geleng kepala.
"Kamu marah sama aku?" tanya Yunki yang menatapku dengan serius, dua bola matanya sangat indah saat menatapku seperti itu.
"Enggak," jawab aku dengan gelengan kepala lagi.
Yunki hanya menganggukkan kepalanya, ia tidak mau membuatku benar-benar marah padanya.
"Lama banget sih," gerutu aku setelah menunggu beberapa menit kemudian setelah mengambil antrian.
"Sabar sayangku, pasien dokter Hasan sangat banyak," ucap Yunki mencoba menenangkan diriku.
"Iya deh," aku hanya pasrah dengan apa yang di katakan suamiku.
Tiba-tiba aku bersandar di pundak suamiku sambil menyentuh perut buncit suamiku. Lalu ada beberapa ibu hamil yang menatap ke arah kami membuat Yunki menahan lenganku.
Aku langsung menatap suamiku dan berkata. "Kenapa sih?" tanya aku dengan sedikit sinis.
