"Apa yang di katakan Hana tadi saat di ruang makan benar ya," celetuk aku.
"Maksudnya?" Yunki enggak mengerti dengan apa yang aku katakan.
"Kamu emang enggak punya prinsip," ucap aku tanpa berbasa-basi.
"Astaga punya istri gini amat sih!" Yunki menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Hahaha," aku hanya tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Yunki.
Sekilas aku memikirkan Hana dan Hani, entah kenapa mereka sangat mirip dengan kak Yura. Aku yakin karena kak Yura ibu kandung mereka pasti akan ada karakter yang mewarisi Hana dan Hani.
"Aku rindu kak Yura," batin aku dengan wajah sedih.
Dua puluh menit kemudian.
Yunki memberhentikan mobilnya tepat di depan kantor Bagaskara Company. Yunki ingin membuka pintu mobilnya namun aku langsung menahan tangannya.
"Enggak perlu turun sayang, aku bisa sendiri kok," ucap aku sambil memberikan senyum padanya.
"Tapi aku mau ..."