"Bagaimana sayang? Boleh enggak hari ini aku pergi untuk konsultasi?" tanya aku pada sang suami.
"Boleh saat aku makan siang," jawab Yunki.
"Jadi aku harus di antar kamu?" tanya aku sambil membalikkan tubuhku dan menatapnya.
"Tentu sayang," jawab Yunki dengan menganggukkan kepalanya.
"Oke," kata aku dengan suara tidak semangat.
Aku langsung bangun dari duduk dan melangkah melewati Yunki, lalu Yunki menahan tanganku dan kami saling bertatapan.
"Kamu enggak mau di antar sama aku?" tanya Yunki dengan wajah sedih.
Jujur aja, sebenarnya aku bukan tidak ingin di antar suamiku. Aku tau Yunki takut aku di goda lelaki lain atau takut aku berbohong, tapi sebenarnya aku hanya tidak ingin mengganggu pekerjaannya.
"Tentu tidak sayangku karena aku sangat ingin di antar oleh dirimu," jawab aku sambil tersenyum lebar.
"Yakin?" Yunki seperti tidak mempercayai diriku.
"Yakin dong sayang!"