Kata aku sambil merangkul pundak ibu dengan sangat erat.
"Aku mau keluar sebentar," bisik Yunki di telingaku.
Aku langsung melirik ke arahnya. "Mau ke mana?" tanyaku dengan pelan.
"Beli minum dan cemilan," bisik Yunki lagi di telinga aku.
"Oke!"
Yunki langsung melangkah pergi keluar kamar, aku menuntun ibu duduk di sofa dekat ranjang ayah. Lalu aku menghampiri ayah yang masih terbaring di atas ranjang rumah sakit, aku menggenggam tangannya.
"Ayah, aku ada di sini untuk melihat ayah. Maafkan aku jarang memperhatikan ayah," batinku yang benar-benar sedih melihat ayah.
Ayah benar-benar memejamkan matanya dan kepalanya juga di perban, sepertinya ada luka di kepala ayah. Aku ingin menanyakan kejadian hari ini pada ibu, namun saat aku melihat ibu. Ibu sepertinya sedang sedih dengan kejadian hari ini, aku memutuskan untuk menahan semua pertanyaan-pertanyaan aku yang banyak ini.