"Aku sangat bahagia saat bersama Yunki, ia benar-benar suami idaman. Aku mencintainya," batinku.
Perlahan-lahan kami tertidur pulas sambil berpelukan, pelukan hangat yang selalu aku terima dari suamiku. Setiap malam Yunki selalu memelukku saat kami tidur, Yunki benar-benar sayang padaku.
Jam 00.01.
Yunki terbangun karena mendengar ponsel berdering, entah ponsel siapa yang berdering.
Yunki melirik ke arah jam dinding. "Siapa juga yang malam-malam menelepon," gumam Yunki setelah melihat jam dinding yang menunjukkan pukul dua belas malam.
Perlahan-lahan Yunki melepaskan pelukannya dan membuka selimut, aku berbalik posisi menjadi terlentang. Yunki kembali membuka selimut dari tubuhnya, ia ingin mengambil ponsel yang berdering tengah malam itu.
"Sepertinya itu ponsel Yuna," gumam Yunki setelah bangun dari tempat tidur.
Yunki melangkah menuju meja di sampingku, ia mengambil ponselku yang menyala.
"Benar ponsel Yuna." Yunki mengambil ponselku dan melihat siapa yang menelepon.