Aku langsung menatapnya dengan bingung, apa dia ingin di kecup di kening juga?
"Sa ... sayang, enggak enak loh kecup kayak gini di depan kembar," gugupku sambil melirik ke arah kembar.
Namun, saat diriku melirik ke arah kembar. Kembar malah tersenyum kegirangan seperti menunggu diriku untuk mengecup ayahnya lagi.
Yunki merangkul pinggangku dan berkata. "Lihat, kembar senang kalau ayahnya di kecup." Yunki berucap tepat di telingaku.
"Biarkan aku membuat teh untukmu."
Dengan cepat aku berlari keluar dari kamar kembar dengan menggenggam tas kerja Yunki di tanganku. Yunki tertawa melihat aku yang berlari seperti lomba maraton.
"Ibu kalian lucu ya, hahaha." Yunki masih tertawa mengingat diriku yang lari begitu aja.
Yunki menatap kembar dengan mengusap-usap kepalanya secara bersamaan, ia memikirkan suatu saat anak-anaknya udah besar pasti keluarganya akan sangat bahagia.
"Jadi kapan anak-anak ayah besar? Ayah udah enggak sabar," ucap Yunki yang masih menatap kembar.