Satu-satunya anggota keluarga yang tak begitu dianggap. Hem, mungkin karena aku hanya anak angkat Mama Raisa dan Papa Doni sehingga semua orang menatapku seperti ini. Sesungguhnya aku iri pada kak Anantya yang memiliki segalanya, entah cinta maupun harta bahkan ... wajah cantiknya.
Meskipun demikian aku diajarkan oleh keluarga ini untuk tak mudah merasa iri. Bahkan aku sendiri juga tak berniat menjadi ahli waris nanti, semuanya akan menjadi milik adikku yang merupakan anak kandung. Sadar diri merupakan prioritas utama.
Tetapi kenapa rasa iri yang ada tak kunjung mereda? Melihat kak Anantya yang kini bahkan sudah memiliki seorang putra aku semakin iri saja. Gegas diriku melangkah mundur, berpamitan pada Mama dan mengatakan akan kembali sebelum fajar tiba.