"Yang situ syalan!" makiku mumpung hanya berdua dengan Kiki saja.
Seperti dugaan tak masuk akal dariku, kami baru pulang setelah tiga hari dua malam menginap di udara terbuka. Tidur di tenda dengan segala keadaan meski tumpang tindih, bagi tubuh ringkih hal ini sulit sekali, loh!
"Udah dipijit masih aja ngumpat terus!" maki balik Kiki.
Aku menjulurkan lidah. Dia kan sudah menerima pembayaran di muka, dikiranya aku dapat uang dari mana, hah?!
"Capek tauk, bukan cuman fisik tapi lelah hati, Ki. Must you know di sana aku yang mengurus segalanya, padahal kalau di rumah kadang masak masih minta bantuan Tante Hima loh," eluhku padanya.
Kiki tertawa. "Ya emang kakak aja yang pemalas. Padahal pekerjaan rumah nggak sesusah itu, minggu lalu waktu kita cuma berdua semuanya dilakukan sama-sama bukan?"
Ah, ucapan anak ini ada benarnya. Hanya saja ketika di rumah ataupun sekolah setidaknya aku masih bisa duduk di tempat yang nyaman. Beda dengan keadaan kemah, benar-benar buruk fasilitasnya!