Tau-tau kami sudah kelas dua belas. Aku heran, sangatttt. Akhir-akhir ini setelah kami resmi menjadi sepasang kekasih kak Jae jauh lebih sibuk, bukan hanya itu saja terkadang aku pun berpikir bahwa dia menjaga jarak. Benar atau tidaknya bukan aku yang bisa menjelaskan.
Aku memakluminya karena memang dia sudah kuliah. Tapi haruskah begini? Yang harus terjadi diantara kami adalah kerenggangan biasa saja. Maksudku, bersama dengannya aku merasa bahagia, hanya saja pantangan yang menyertai kami pun tiada habisnya.
"Kak? Mama minta beliin telor." Kiki kembali mengubah panggilannya.
Aku lebih suka 'mbak' yang keluar dari bibirnya lantaran hal itu terdengar sangat menyenangkan. Hanya saja jika dia memang sudah tak suka ya mau bagaimana lagi coba? Ini jelas sangat berbeda konsepnya. Mbak dan kakak merupakan kesalahan karena menjadi kakaknya merupakan paksaan.
