Di pagi hari yang cerah Xiun Shi terbangun dari tidurnya dan bersiap siap untuk berangkat ke sekolah.
Suasana rumah baru Xiun Shi benar benar tidak berubah saat Shin Ze yang mendiami nya, bahkan barang barang di meja atau lemari masih tertata rapi tanpa berubah sedikit pun.
Yang berubah hanya sedikit yaitu baju baju Xiun Shi yang di letakkan nya di lemari Shin Ze dan membuang sampah sampah yang menumpuk, memang begitulah yang sering di lakukan Xiun Shi di rumah ia selalu rajin menjaga kebersihan rumah, namun berbeda dari penghuni rumah baru pada umumnya yang memiliki hak di rumah Xiun Shi tidak pernah sesekali membuang barang barang peninggalan Shin Ze entah, baju atau bukunya bahkan sebaliknya Xiun Shi malah membersihkan semua pakaian Shin Ze dan menaruh nya di lemari dekat dengan pakaian nya.
Seolah olah seperti seorang istri yang menunggu kepulangan suaminya dari suatu perjalanan jauh.
Sesekali Xiun Shi pernah termenung saat makan karena melihat sekeliling rumah dan kadang ia tersenyum sendiri ketika melihat foto Shin Ze yang ada di kamarnya.
"Emmm... Shin Ze, sedang apa kamu sekarang? Apakah kamu baik baik saja atau sedang mengalami kesulitan, " ucap Xiun Shi sambil memandang foto Shin Ze.
"Perlu kamu tau aku selalu memperhatikanmu di sini, mulai dulu atau pun sekarang."
"Mungkin kamu tidak kenal denganku namun harus kamu ketahui aku selalu memperhatikanmu sejak dulu, sejak kamu kecil."
"Itu di karenakan aku saat itu selalu tertutup tidak berani muncul dihapanmu, karena ketidak beranianku."
"Tak peduli di manapun kamu berada, aku selalu melihat senyum dan tangismu di saat kamu sendiri ataupun di tengah banyak orang."
"Ketika aku melihatmu tersenyum aku sangat merasa senang seolah olah ada pelangi di hari esok yang membuatku ingin terus hidup dari sakitku yang tak akan pernah bisa sembuh."
"Namun ketika aku melihatmu menangis aku sangatlah sedih seolah olah besok adalah hari terakhirku hidup. Aku bahkan berusaha mencari cara agar membuatmu berhenti menangis namun apa dayaku aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan."
"Bagaikan seperti seseorang yang ingin memberikan cahaya kepada orang lain, namun takut tidak berani untuk berjalan di tengah tengah kegelapan."
"Dan itulah kelemahanku."
"Aku lah yang paling mengerti dirimu ketimbang orang yang paling dekat denganmu. Di saat kamu berjuang dengan peluh keringatmu..."
"Orang orang hanya bisa tertawa dan tersenyum senang dengan hasilmu, tanpa mengetahui di balik itu semua kamu harus menahan sakit dan derita karena kegigihanmu."
"Tapi aku tau kamu sangatlah merasa kelelahan dari tekanan itu, bahkan kamu masih bisa tersenyum untuk menutupinya."
"Sembari berkata'Ini bukan apa apa, melainkan aku sangat menyukai ini' di saat itu aku tau otakmu sekalipun sudah tidak sanggup untuk berpikir lagi."
"Namun kamu tetap saja berusaha dan mau menanggung beban itu, demi membuat orang orang di sekitarmu tersenyum."
"Dan itulah..."
"Yang membuatku menyukaimu."
Xiun Shi pun tersenyum dengan genangan air mata yang membasahi kedua pipinya, "Ingatkah kamu saat saat itu Shin Ze? Aku tau mungkin tidak mengingatnya lagi, namun aku akan selalu ingat saat saat itu."
"Saat dimana awal mula aku bertemu denganmu, dan juga di saat itulah mulai jatuh cinta padamu."
Ketika Xiun Shi berumur 6 tahun...
Di hari yang sangat cerah dengan lingkungan rumah yang penuh dengan kekayaan dan kemegahan, terbukalah sebuah pintu yang sangat besar persis seperti pintu sebuah istana.
Keluarlah sorang gadis kecil yang sangat imut dan manis berambut putih panjang sedang berlari larian keluar dengan membawa sebuah boneka beruang.
"Xiun kecil, jangan jauh jauh ya mainnya di sekitar rumah saja ya..."
"Iya, Bu..."
"Teddy, kita mau main apa ya hari ini?"ucap Xiun kecil itu sambil menggerakkan boneka beruangnya.
" Bagaimana kalau kita mengambil bunga di sana. "
Xiun kecil itu pun berlari dengan gembira untuk memetik bunga di taman, sambil di iringi kupu kupu yang terbang mengikutinya.
Namun tak sela beberapa saat kemudian datang sebuah mobil berwarna hitam yang parkir di dekat Xiun kecil, beberapa orang dari dalam mobil itu pun keluar dengan memakai penutup wajah.
Tanpa sepatah kata pun mereka langsung membawa Xiun kecil secara paksa masuk ke dalam sebuah mobil, Xiun kecil yang tidak bisa berbuat apa apa pun menjadi sangat ketakutan sampai menangis sejadi jadinya.
"Diem!" seru orang itu dengan nada mengancam.
Berpapasan dengan hal itu, seorang bocah melihat kejadian penculikan itu dengan jelas dihadapannya sendiri, seorang bocah laki laki dengan pakaian seadanya sedang bermain di hutan untuk menangkap serangga secara tidak sengaja melihat akan hal tersebut.
Sebelum mobil itu berjalan bocah itu diam diam menyelinap masuk ke dalam garasi belakang mobil tanpa ketahuan.
Sepanjang jalan Xiun kecil hanya bisa menangis meratapi nasib nya yang di bawa oleh orang orang jahat di sekitarnya. Tak kurang dari 2 jam mobil itu pun tiba di sebuah gubuk kecil, Xiun kecil yang melihat akan tempat yang tidak di kenal nya ini membuatnya sangat ketakutan.
Xiun kecil pun di bawa paksa masuk ke dalam gubuk itu lalu di ikat dan kini yang bisa ia lakukan hanya bisa menangis dan berdoa berharap ada orang yang menemukannya.
"Sekarang gadis kecil di sini dulu, kami akan telpon ayahmu berharap ia akan menebusmu dengan harga yang sangat mahal."
"Hahahaha...!"
2 jam kemudian...
Tampak nya orang orang itu telah pergi meninggalkan Xiun kecil sendiri dan sekarang Xiun hanya bisa menangis tersedu sedu sambil memanggil ibunya.
"Ibu, aku takut... Hiks, hiks,"
Tak lama kemudian pun pintu terbuka Xiun kecil yang melihat itu menjadi takut sampai sampai menutup matanya.
"Jangan mendekat..."
"Hey, jangan takut aku datang untuk menyelamatkanmu."
Xiun kecil pun mulai membuka matanya, dan dilihatnya seorang bocah kecil seumurannya berambut hitam dengan pakaian usang namun wajah nya tampak lucu.
"Ayo, kita pergi... Aku akan membuka ikatanmu." ucapnya.
"Emmm..."
"Kamu bisa berdiri?"
Ketika Xiun berdiri dia malah terjatuh namun masih sempat bocah itu menangkap nya.
"Kaki kamu sakit ya, ayo sini naik biarku gedong."
Xiun kecil hanya bisa mengangguk dan mau tak mau harus percaya dengan bocah itu, namun senyum dari bocah itu membuat Xiun kecil perlahan merasa yakin.
Mereka pun berjalan pulang menjauh dari gubuk itu, walau pun perjalanan nya lama namun Xiun kecil merasa tak keberatan asalkan dia bisa pulang ke rumah.
"Hey, namamu siapa?" tanya nya.
"Na-namaku Xiun Shi, kalau k, kamu..."
"Namaku Shin Ze, kamu jangan nangis lagi ya... Jangan takut aku hafal jalan ini kok."
"E'em...."
Xiun Shi umur 12 tahun...
Saat di perjalanan pulang dari sekolah...
"Dimana ya dia? Biasanya lewat sini."
"A-ampun, aku salah tolong lepaskan aku..."
"Ada suara menangis!?" ucap Xiun Shi.
Ketika Xiun Shi pergi ke arah suara ia mengintip dari balik pohon, ternyata ada beberapa anak sedang membully seseorang sambil memukul nya.
Dan ketika Xiun Shi berusaha melihat dengan seksama siapa yang terbully itu ia sangat kaget dan marah ternyata yang sedang terbaring itu adalah Shin Ze dengan pakaian kotor bernoda darah.
"Berani nya meraka..." ucap Xiun Shi dengan geram.
Dengan gercap Xiun Shi mengambil hp dari dalam saku celananya dan langsung menelpon seseorang.
"Halo, ada apa nona muda?"
"Halo, komisaris polisi cepat ke sini ada beberapa anak yang memukuli temanku!"
"Baik, kami akan segera tiba kesana."
Xiun Shi remaja...
"Akhir nya sudah beberapa tahun aku tidak kesini lagi, aku sangat merindukannya."
"Namun jika di lihat, dia sudah jauh berubah ya dan sekarang tambah ganteng juga hehehe..." ucap Xiun Shi sambil melihat foto Shin Ze.
Kriiing....!!! (suara telpon)
"Ada apa?"
"Nona, kami telah menemukan target!"
"Bagus, dimana dia sekarang!?" tanya Xiun Shi kegirangan.
"Dia sedang berada di halte bus!"
"Tapi..."
Belum sempat orang itu melanjutkan kalimat nya, Xiun Shi langsung menutup telpon dan berlari dengan cepat menuju halte bus.
"Shin Ze, tunggu aku... Akhir nya aku punya kesempatan untuk mengungkapkan perasaanku!"
"Aku tak akan sembunyi lagi!"
Ketika Xiun Shi sampai betapa terkejut nya dia, tidak bisa bicara sepatah kata apapun dengan kaki yang kaku dan mata uang berair tidak percaya dengan apa yang ia saksikan ini.
Orang yang selama ini ia sukai, yang menyelamatkan nya dan yang ingin ia temui sedang terbaring di tanah dengan berumuran darah dengan seorang gadis yang menangis di sebelahnya.
Xiun Shi pun langsung Merasa marah sehabis habisnya tak kuasa menahan air mata yang bercucuran keluar karena mendengar ungkapan gadis itu dan ia juga mengetahui bahwa kematian Shin Ze berhubungan dengan gadis itu.
"Di-dia, dia yang telah menyebabkan Shin Ze mati!" ucap Xiun Shi melepaskan seluruh Ki nya.
Tak lama kemudian panel system muncul untuk menenangkan Xiun Shi yang sedang meledak ledak.
"Kaisar Xiugo, tolong tenangkan dirimu!" ucap nya.
"Tenang, tenang katamu!" sahut Xiun Shi.
"Bagaimana aku bisa tenang melihatnya mati seperti ini! Akanku hancurkan bumi ini!"
"Ja-jangan Kaisar, dunia ini adalah misi anda."
"Persetan dengan misi! Alasanku sini hanya untuk dia. Jika dia tiada untuk apa aku di sini!"
"Tenang Kaisar, kita masih bisa menghidupkan nya kembali."
"Bagaimana caranya! Cepat hidupkan dia!"
"Tetapi..."
"Tapi apa! Kita tidak punya banyak waktu cepat hidupkan dia kembali."
"Tapi untuk menghidupkan dia kembali itu akan menghabiskan 5000koin Origins dan juga memberikan hati kaisar kepadanya."
"Masa bodoh dengan koin itu, yang penting hidupnya kembali!" bantah Xiun Shi.
"Baik lah, saya akan menghentikan waktu di sini dan anda cobalah untuk membawa tubuh Shin Ze kemari."
TIME PAUSE!!!
Seketika waktu di bumi pun berhenti semua makhluk pun berhenti bergerak entah itu manusia, hewan benda ataupun tumbuhan mereka semua menjadi beku tak bergerak hanya Xiun Shi seorang yang dapat bergerak.
Dan ini juga merupakan Skill Legend milik nya "Sang Perubah Waktu"
Perlahan dengan kaki gemetar Xiun Shi berjalan ke arah ke rumunan itu dan menatap wajah seorang yang di cintai nya yang kini sudah tiada.
Dengan berusaha tegar menahan tangis air mata Xiun Shi mengangkat tubuh Shin Ze dan membawanya ke tepian.
Seiring langkah kaki nya bergerak seperti itu juga dekapannya yang semakin erat menggendong Shin Ze.
"Sytyem hidupkan dia kembali!"
"Baik lah, Kaisar Xiugo!"
"Shin Ze, sekarang aku akan menghidupkanmu kembali. Dan setelah ini tak kan ku biarkan kamu menderita lagi!"
Perlahan Xiun Shi mencium Shin Ze dengan sangat dalam sembaya memberikan energi kehidupan, "Berusahalah untuk hidup kekasihku..."