Reyna memandang langit yang terlihat mendung, biasanya kalau turun hujan dia menghampiri rumah kumuh yang masih di huni oleh sosok yang berhasil membuatnya jatuh cinta, nyatanya tidak nyata. Sudah berusaha untuk melupakan waktu bersamanya pun masih tidak bisa. Memang harus bagaimana?
Dia tidak mungkin meminta pada Tuhan untuk menghidupkan kembali dan bisa hidup selamanya dengan pilihan hatinya. Itu artinya sudah termasuk dengan murka. Reyna tidak ingin menjadi makhluk yang mengutamakan dirinya.
Mungkin lebih baik seperti ini, dari pada Reyna harus terus memikirkan sosok yang ternyata sudah tidak bisa lagi dia genggam. Walau masih ada di dalam hatinya, dia tidak akan lagi mengharapkan. Sudah cukup dengan kebohongan yang telah di buat oleh Jaxton padanya.