Chereads / DIFFERENT CASTE LOVE / Chapter 4 - Kesalahan di Masa Lalu

Chapter 4 - Kesalahan di Masa Lalu

Elvano saat ini sedang mengompres pipi Zevia dengan hati-hati.

"Maafin aku ya sayang karena aku kamu menjadi seperti ini," ucap Elvano yang merasa bersalah.

Zevia pun mengangguk.

"Gak apa-apa kok," ucap Zevia.

"Udah agak mendingan kan sayang?" tanya Elvano.

Zevia pun mengangguk.

"Iya alhamdulillah udah agak lumayan kok," ucap Zevia.

"Syukurlah," ucap Elvano. Elvano lalu meletakkan kain tersebut di wadah es batu.

Ia lalu mengambil kedua tangan Zevia dan menggenggamnya.

"Lalu, bagaimana dengan jawaban atas pertanyaan aku tadi di kantor? Apa kamu sudah menemukan jawabannya?" tanya Elvano pada Zevia.

.....

Gio memasuki rumahnya dengan emosi memuncak.

"Sayang! Sayang!" teriak Gio memanggil Gina.

Gina lalu menuruni tangga di rumahnya dan menghampiri Gio di ruang keluarga.

"Ada apa mas? Kenapa kamu terlihat emosi seperti ini?" tanya Gina.

"Gagal semuanya! Berantakan semuanya! Perempuan miskin itu berhasil membuat Elvano semakin membenci kita! Dia benar-benar licik!" ucap Gio.

Gina benar-benar terkejut mendengar hal tersebut.

"Apa? Bagaimana bisa mas? Bagaimana bisa perempuan miskin itu berhasil membuat Elvano membenci kita? Apa yang sebenarnya telah terjadi?" tanya Gina.

"Ketika aku mendatangi kontrakan perempuan itu, ternyata Elvano diam-diam juga sedang mengawasi perempuan itu sehingga dia tahu apa yang selama ini kita lakukan pada perempuan itu. Bahkan Elvano juga melihat aku menampar perempuan itu tadi. Dia benar-benar sangat marah pada aku," ucap Gio.

"Shit! Perempuan itu benar-benar keterlaluan. Dia pasti sudah mengadu sebelumnya pada Elvano sehingga Elvano akhirnya mengawasi dia dan dia mengetahui apa yang selama ini kita lakukan pada perempuan itu untuk membuat dia menjauhi Elvano. Benar-benar sialan!" ucap Gina emosi.

"Aku benar-benar tidak tahu lagi apa yang bisa aku lakukan untuk menjauhkan dia dari Elvano. Semuanya sudah berantakan," ucap Gio.

"Benar-benar ya perempuan itu. Elvano juga kenapa sih dia bisa sampai sebegitu cintanya dengan perempuan miskin itu? Dia kasih apa sih anak kita sampai berani melawan kita hanya karena dia? Sialan!" umpat Gina.

...

Seorang pria berusia sekitar kepala empat kini sedang berada di sebuah kamar. Ia sedang duduk di tepi tempat tidurnya dengan sebuah foto di tangannya.

Pria itu menatap sebuah foto bayi perempuan yang terlihat begitu cantik di sana.

"Sayang, maafkan papa yang sampai detik ini belum berhasil menemukan kamu. Maafkan papa sayang,"

"Papa benar-benar menyesal sekali karena pada saat itu telah menitipkan kamu di panti asuhan tersebut. Papa benar-benar menyesal. Pada saat itu, papa benar-benar tidak ada pilihan lain karena ibu kamu meninggal setelah melahirkan kamu," gumam pria itu dengan rasa bersalah yang begitu besar.

#Flashback On

Pria itu kini sedang berada di depan sebuah makam dengan di pelukannya terdapat seorang bayi yang baru saja lahir.

Di dalam makam itu, terdapat tubuh dari seseorang yang sangat ia cintai, ia adalah istri dari pria itu.

Saat ini usia pria itu masih sangat muda karena ia baru saja menyelesaikan bangku SMA nya setahun yang lalu.

Pria itu menangis meratapi makam tersebut.

"Kenapa kamu begitu cepat pergi meninggalkan aku, sayang? Kenapa? Bagaimana mungkin aku bisa merawat putri kita tanpa adanya kamu di sisi aku? Hiks," ucap pria itu terisak.

Pria itu mengeratkan pelukannya pada bayi perempuannya itu. Ia lalu mengusap dengan lembut kening bayi perempuan tersebut.

Baru saja ia akan beranjak dari sana, seorang wanita menghampirinya.

"Kalau kamu masih mau mendapatkan warisan dari mama, maka buang bayi itu jauh-jauh dari hidup kamu!" ucap wanita itu yang ternyata adalah Ibu dari pria itu.

Pria itu lalu bangkit dari posisi jongkoknya dan menoleh pada wanita itu.

"Apa maksud mama?" tanya pria itu.

"Buang bayi itu dan tinggal kembali bersama mama maka kamu akan mendapatkan kembali fasilitas kamu dan juga warisan kamu," ucap wanita itu.

Pria itu tampak diam dan menatap wajah bayinya.

"Jika kamu sudah menemukan jawabannya, kamu bisa datang ke rumah," ucap wanita itu lalu pergi dari sana.

Akhirnya pria itu memutuskan untuk menitipkan bayinya di panti asuhan.

"Maafkan papa, papa berjanji bahwa papa akan menjemput kamu suatu hari nanti," ucap pria itu lalu pergi begitu saja dari panti asuhan itu.

Pria itu lalu menemui ibunya dan tinggal bersama ibunya kembali.

#Flashback Off

Air matanya mengalir begitu deras di pipinya.

"Papa berjanji bahwa papa akan terus mencari di mana keberadaan kamu, papa pasti akan segera menemukan kamu nak," gumam pria itu.

...

Zevia terdiam beberapa saat. Lalu tiba-tiba terdengar suara yang berasal dari dalam perut Zevia.

Kruk kruk kruk

"Suara perut kamu ya sayang? Kamu lapar?" tanya Elvano.

Zevia tersenyum malu.

"Tadi aku sedang makan, tetapi mereka datang dan akhirnya aku berhenti makan," ucap Zevia.

"Ya Tuhan, pasti makanan kamu sudah dingin sekarang. Ya sudah kalau begitu, ayo kamu ikut aku saja. Kita makan di luar. Kebetulan juga aku belum makan malam," ucap Elvano.

"Tapi El," ucap Zevia cemas.

"Kamu gak perlu khawatir. Ada aku yang akan selalu menjaga kamu," ucap Elvano.

Zevia pun tersenyum.

"Makasih ya. Makasih karena kamu sudah mau mencintai perempuan seperti aku," ucap Zevia merasa beruntung.

"Kamu tidak perlu berterima kasih sama aku, sayang. Karena kamu memang layak untuk dicintai. Kamu adalah gadis cantik yang baik hati dan aku mencintai kamu," ucap Elvano tersenyum.

Zevia pun tersenyum.

"Aku juga mencintai kamu," ucap Zevia.

"Ya sudah kalau begitu, ayo kita pergi untuk makan malam. Udah lama juga kan kita gak dinner bareng?" ucap Elvano.

Zevia pun mengangguk.

"Ya udah kalau gitu aku ganti baju ya sebentar," ucap Zevia.

Elvano pun mengangguk.

"Jangan cantik-cantik, nanti banyak yang tertarik," ucap Elvano dengan senyum usil.

Zevia tersipu malu.

"Gombal," ucap Zevia.

Elvano pun tertawa.

"Ya udah sana buruan, aku tunggu di sini," ucap Elvano.

Zevia pun mengangguk.

"Sebentar ya," ucap Zevia lalu beranjak ke kamarnya.

Elvano melirik menu makan malam Zevia yang berada di atas meja. Ia menatap miris menu makan malam tersebut.

"Kasihan Zevia, dia pasti juga menderita dengan kehidupannya, tapi dia bisa apa? Aku janji, setelah menikah nanti, aku akan memberikan kebahagiaan untuk Zevia. Aku akan memberikan yang terbaik untuk dia," gumam Elvano.

Elvano lalu mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. Ia lalu melakukan sesuatu di sana.

"Mama dan papa sepertinya harus diberi pelajaran atas apa yang mereka lakukan pada Zevia," gumam Elvano.

Setelah melakukan sesuatu pada ponselnya, ia lalu kembali menyimpan ponselnya.

"Semoga dengan ini kalian bisa berhenti untuk menyakiti Zevia dan menentang hubungan aku dengan Zevia," gumam Elvano.

.....