Chereads / DIFFERENT CASTE LOVE / Chapter 5 - Menanti Jawaban

Chapter 5 - Menanti Jawaban

Zevia kini telah selesai mengganti pakaiannya. Ia lalu ke luar dari kamarnya dan menemui Elvano di ruang tamu.

Terlihat Elvano yang sedang duduk di sana dan menunggu dirinya.

"El, aku udah selesai," ucap Zevia.

Elvano lalu mendongakkan wajahnya untuk bisa melihat kekasihnya.

Elvano tersenyum melihat penampilan kekasihnya yang tampak cantik dengan gaun sederhana yang ia pakai.

Elvano lalu bangkit dari posisi duduknya dan melangkahkan kakinya menghampiri Zevia.

"Kamu selalu cantik dengan pakaian apa pun itu, bahkan tanpa make up sekalipun," ucap Elvano memuji Zevia.

Zevia tersipu malu. Pipinya memerah sepeerti tomat.

"Kamu selalu saja bisa membuat pipi aku memerah menahan malu," ucap Zevia.

Elvano tertawa kecil.

"Aku mengatakan sesuai dengan kenyataannya sayang, ayo kita berangkat sekarang," ucap Elvano.

Zevia pun mengangguk. Mereka lalu melangkahkan kaki ke luar dari rumah kontrakan Zevia.

Zevia lalu mengunci pintu rumah sebelum pergi dari sana.

"Mobil kamu ada di mana El?" tanya Zevia.

"Aku letak di depan gang, gak apa-apa kan kalau kamu harus jalan untuk ke sana? Atau kamu tunggu di sini biar mobilnya aku ambil dulu?" tanya Elvano.

"Lebay deh, ya gak apa-apa kalau aku harus jalan ke sana, aku bukan princess yang harus diistimewakan kok," ucap Zevia.

"Kamu adalah princess di hati aku dan sudah tugas aku untuk selalu mengistimewakan kamu," ucap Elvano.

"Iya deh iya, ya udah ayo kita buruan ke mobil kamu, nanti kemalaman lho," ucap Zevia.

"Eh iya iya, ya udah ayo sayang," ucap Elvano lalu menggenggam tangan Zevia.

Mereka lalu melangkahkan kaki mereka menuju di mana mobil Elvano diparkirkan.

Elvano lalu membukakan pintu mobil untuk Zevia ketika mereka telah berada di dekat mobil.

"Silahkan masuk my princess," ucap Elvano.

Zevia pun tersenyum.

"Makasih," ucap Zevia.

"Makasih aja? Gak pakai sayang?" tanya Elvano dengan menaikturunkan kedua alisnya.

"Udah buruan kamu masuk," ucap Zevia.

"Iya iya," ucap Elvano lalu menutup pintu mobil Zevia. Ia lalu bergegas memasuki mobilnya dan duduk di jok pengemudi.

Elvano lalu melajukan mobilnya.

....

Tring

Sebuah pesan masuk di handphone Gio.

Gio lalu merogoh saku jasnya untuk melihat isi pesan tersebut.

"Dari siapa mas?" tanya Gina.

"Email perusahaan," ucap Gio.

Gina pun mengangguk.

"Ya udah coba dicek," ucap Gina.

Gio lalu memeriksa email tersebut. Gio membelalakkan matanya ketika melihat isi email tersebut.

...

Elvano dan Zevia kini telah tiba di restoran yang akan menjadi tempat untuk mereka berdua makan malam.

Elvano menarik kursi dan mempersilahkan Zevia untuk duduk.

"Silahkan duduk sayang," ucap Elvano pada Zevia.

Zevia lalu duduk di kursi tersebut.

"Makasih sayang," ucap Zevia.

Elvano pun tersenyum.

"Nah gitu dong, pakai kata sayang, kan aku senang jadinya," ucap Elvano.

Zevia hanya tersenyum. Elvano lalu mengambil posisi duduk dan tak lama setelah itu, beberapa pelayan lalu mengantarkan makanan ke meja mereka.

"Lho? Kapan kamu memesan semua ini sayang?" tanya Zevia pada Elvano.

"Tadi sebelumnya aku udah menghubungi mereka untuk memesan semua ini, aku juga sengaja memilih private room untuk tempat makan malam kita supaya nanti tidak ada yang melihat kita dan mengganggu kita," ucap Elvano.

"Makasih ya sayang, kamu benar-benar mengerti aku," ucap Zevia.

"Tentu, aku melakukan semua ini demi kebaikan kita semua. Aku juga mau kamu nyaman menikmati makan malam bersama aku," ucap Elvano.

Zevia pun tersenyum.

"Ya udah sayang, silahkan makan, semoga kamu suka ya," ucap Elvano.

"Selamat makan sayang," ucap Zevia.

Mereka lalu mulai menikmati makan malam mereka berdua.

"Gimana sayang? Enak?" tanya Elvano pada Zevia ketika Zevia mulai memakan makanan tersebut.

Zevia pun mengangguk dan tersenyum.

"Enak banget sayang, punya kamu gimana?" tanya Zevia.

"Enak dong, kamu mau mencicipi punya aku?" tanya Elvano.

"Boleh," ucap Zevia.

"Nanti gantian ya aku cicipi punya kamu," ucap Elvano.

"Oke," ucap Zevia.

"Aaaa," ucap Elvano seraya menyuapi makanannya ke dalam mulut Zevia. Zevia lalu menerimanya dan mencicipinya.

"Gimana?" tanya Elvano.

"Enak banget sayang, gantian ya kamu cicipi punya aku," ucap Zevia.

Elvano pun mengangguk. Zevia lalu menyuapi Elvano makanannya.

"Gimana sayang?" tanya Zevia.

"Enak sayang, enak banget," ucap Elvano.

"Kamu pintar ya memilih tempat makan yang bagus," ucap Zevia.

"Iya dong, harus," ucap Elvano.

....

Aldo kini sedang menikmati makan malamnya dengan ibunya.

"Gimana pekerjaan kamu?" tanya ibunya di sela-sela makan.

"Alhamdulillah lancar ma," ucap Aldo.

"Kalau kamu merasa berat menjalani pekerjaan kamu sebagai asisten Elvano lebih baik kamu berhenti saja dan cari pekerjaan lain. Mama gak mau kalau kamu tertekan dengan pekerjaan kamu," ucap ibunya.

"Enggak kok ma. Aku menikmati pekerjaan aku. Elvano itu baik banget sama aku. Dia itu tidak seburuk yang orang-orang katakan. Mama jangan salah menilai dia," ucap Aldo.

"Ya sudah kalau memang begitu. Semoga kamu benar-benar bahagia ya dengan pekerjaan kamu," ucap ibunya.

Aldo pun mengangguk.

"Iya ma. Mama gak usah khawatir ya. Aku bahagia kok," ucap Aldo.

.....

Elvano dan Zevia pun akhirnya selesai menikmati makan malam mereka berdua.

"Aku senang deh kalau kamu suka sama makanannya," ucap Elvano tersenyum memandang wajah Zevia.

Zevia pun tersenyum.

"Makasih ya untuk semuanya. Makasih karena kamu tetap mempertahankan hubungan kita meski kedua orang tua kamu menentang hubungan kita," ucap Zevia.

Elvano lalu mengambil tangan Zevia dan menggenggamnya di atas meja makan tersebut. Ia lalu mengecup punggung tangan Zevia.

"Aku sayang banget sama kamu. Aku pasti akan terus mempertahankan hubungan ini apa pun yang terjadi," ucap Elvano.

"Apa kamu yakin? Bagaimana jika suatu hari nanti sesuatu terjadi sehingga membuat kamu berada di antara dua pilihan yang sulit antara memilih untuk mempertahankan hubungan kita atau memilih orang tua kamu? " tanya Zevia.

"Aku akan tetap memilih kamu dan mempertahankan hubungan kita," ucap Elvano.

"Aku gak yakin El. Aku benar-benar takut jika suatu hari nanti di saat aku telah begitu mencintai kamu tapi kamu justru meninggalkan aku karena suatu hal," ucap Zevia.

"Aku berjanji sayang kalau aku gak akan pernah meninggalkan kamu. Kamu harus percaya sama aku. Aku sangat mencintai kamu dan aku gak akan mungkin meninggalkan kamu hanya karena hal lain," ucap Elvano.

Zevia terdiam sejenak. Ia lalu mengangguk.

"Iya El. Aku percaya sama kamu," ucap Zevia.

Elvano pun tersenyum. Ia lalu mengecup punggung tangan Zevia.

"Makasih ya sayang. Aku sayang banget sama kamu," ucap Elvano.

Zevia pun mengangguk.

"Iya El. Aku juga," ucap Zevia.

"Jadi, bagaimana jawaban kamu atas pertanyaan aku tadi ketika di kantor? Apa aku bisa mendapatkan jawabannya sekarang?" tanya Elvano.

...