Rendy tersenyum getir, yang ia lakukan belakangan ini hanyalah menatap Kinar dari kejauhan. Mengagumi sosok itu dalam diam.
Ternyata selama ini dia se-munafik itu.
Harusnya dulu dirinya menggenggam erat tangan gadis itu, memberi gadis itu semua waktu yang ia punya, membelikannya bunga, boneka, dan apapun yang ia inginkan, mengecup keningnya setiap kali gadis itu merasa resah.
Kenapa baru sekarang rasa itu muncul? Setelah gadis itu pergi? Kenapa?
"Kalo kangen samperin aja kali! Gengsi amat!" Cibir Heru yang entah sejak kapan duduk di sebelah Rendy.
"Berisik lo!"
"Gini ya Ren, lo batalin keberangkatan lo ke Jepang, tapi tetep gak mau nyamperin Kinar, trus buat apa? Sana samperin, minta maaf, janji ga akan nyakitin dia lagi, udah kelar masalahnya!" Heru menatap kesal sahabatnya yang terlihat sangat menyedihkan itu.
Yang sahabatnya itu lakukan saat ini hanyalah mengekori Kinar ke manapun gadis itu pergi dan mengawasinya dari jauh. Kayak penguntit.