Chereads / GREED FOR SPEAR / Chapter 8 - 8. Rahasia Di Balik Kekuatan Manusia Anomali

Chapter 8 - 8. Rahasia Di Balik Kekuatan Manusia Anomali

Para Exodian memiliki seni magis yang dinamakan Mistika. Ini adalah pengetahuan terlarang bahkan di dunia Exodian sendiri hanya segelintir saja mampu menguasainya.

Praktek Mistika meliputi ritual pembuatan lingkaran sihir, puji-pujian, pembacaan mantra-mantra sihir, pengorbanan dan yang terakhir membuat kesepakatan dengan entitas tertentu.

Praktek ini pada dasarnya adalah memuaskan suatu sosok tertentu di dimensi atas agar sosok ini mau memberikan imbalan pada para pemujanya.

Imbalan yang diberikan bertahap, dimulai dari akses menuju ke "tempat tinggalnya". Kemudian, ijin untuk berinteraksi dengan "aliran" yang ada di tempat tinggal si entitas dan yang terakhir adalah ijin pemanfaatan aliran tersebut untuk kegunaan praktek sihir.

Beruntungnya, ada seseorang yang rela berkorban sangat besar bagi kaum Exodian agar semua Exodian dapat melakukan sihir. Meski demikian, tetap saja praktek Mistika amat sulit untuk dikuasai.

Beberapa dekade yang lalu, ada seorang manusia mengalami anomali dan mendapatkan akses untuk melakukan praktek sihir. Semua orang terkejut, bagaimana bisa dia melakukannya?

Tapi, kemudian diketahui bahwa sebenarnya dia mempraktekkan ilmu Mistika pada hierarki yang lebih rendah. Apa yang dimaksud dengan ini?

Mempraktekkan ilmu Mistika pada hierarki yang lebih rendah artinya adalah meminta akses pada praktisi Mistika yang berasal dari kaum Exodian, bukan langsung pada entitas di dimensi atas.

Hal ini dapat dimungkinkan sebab seorang praktisi Mistika dari kaum Exodian yang telah mempelajari ilmu sihir secara intens akan memiliki kedudukan hierarki yang lebih tinggi dari manusia.

Mereka akan mampu membuat "tempat tinggal" sendiri berikut dengan energi yang berasal dari entitas dimensi atas yang mereka puja. Manusia bisa membuat kesepakatan dengan Exodian-Exodian ini dan mendapatkan akses pada ilmu Mistika yang dipelajari mereka.

Sebutan bagi Exodian yang telah berada di hierarki lebih tinggi ini adalah Levitate Exodian. Dalam tangga Hierarki mereka ada pada urutan ketiga dari total lima tangga yang ada.

Aidan dan Daya adalah manusia yang mempraktekkan Mistika, namun tidak secara langsung. Mereka menggunakan perantara manusia lain yang berhubungan secara langsung dengan Levitate Exodian untuk mendapatkan kekuatan mereka dan menjadi manusia anomali.

Kemudian, penjelasan Aidan berlanjut pada Tombak Penguasa yang menjadi asal mula kekuatan Gunawan.

"Tombak-tombak ini tidak diketahui awal mulanya, bahkan dalam kitab El-Nouing. Ini mengisyaratkan bahwa tombak-tombak ini telah ada sejak sebelum kitab pencatat dan pengetahuan ini tercipta."

Giliran Daya yang melanjutkan, "Menurut catatan, setiap dari tombak-tombak ini mewakili unsur emosi dan perasaan manusia."

Selanjutnya, Gunawan mendengarkan penjelasan yang telah dia ketahui. Kekuatan, kemampuan dan efeknya terhadap manusia.

Hanya satu hal baru yang diketahuinya yaitu Tombak Penguasa kadang memiliki kesadaran sendiri sehingga dapat memilih siapa yang akan menjadi pemegangnya.

"Jadi, tombak keputusasaan yang memilihku? Apakah ini takdir?" Gunawan memperhatikan tangan kirinya.

"Bukankah itu jelas?" Daya beranjak mendekati Gunawan lalu memegang lengan kirinya. "Tombak ini adalah satu dari beberapa tombak yang memiliki kesadaran. Tombak ini jauh lebih kuat dari beberapa tombak yang lain. Energi dan kekuatannya melampaui bahkan beberapa Levitate Exodian yang menjadi sumber kekuatan manusia anomali seperti kami."

"Apa tombak-tombak ini ada dalam ilmu pengetahuan Mistika kalian?" tanya Gunawan.

Aidan menjawab, "Sayangnya tidak. Sudah kubilang tadi kalau asal muasal tombak-tombak ini bahkan tak tercatat dalam kitab El-Nouing. Baik Exodian maupun BPAM baru menyadari keberadaan tombak ini 15 tahun yang lalu saat kami Levitate Exodian yang menjaga kitab El Nouing menemukan catatan baru mengenai ke-20 tombak ini."

Kitab El-Nouing sendiri tidak diperbolehkan untuk dimiliki oleh makhluk selain Levitate Exodian yang dipercaya oleh entitas dimensi atas menjaga kitab tersebut. Levitate Exodian ini bernama Gu-ra.

Gunawan agak sedikit bingung harus bertanya apa lagi tentang Mistika maupun tombak-tombak penguasa. Bukan karena dia memahami semua yang Aidan jelaskan, melainkan sebaliknya.

Tapi, akhirnya Gunawan pun dapat menanyakan suatu hal.

"Apa tujuan dari keberadaan tombak-tombak ini?"

Aidan dan Daya langsung menatap satu sama lain, saling mengindikkan bahu. Aidan pun memberi penjelasan pada Gunawan.

"Sejauh ini, belum diketahui apa tujuan adanya ke-20 Tombak Penguasa. Yang pasti, karena kekuatan yang terkandung di dalamnya ada banyak pihak berkonflik untuk memperebutkan."

"Karena itu, kami pihak BPAM berupaya keras memonitor setiap manusia anomali untuk mendeteksi apakah ada salah satu dari kita yang menjadi pemegang tombak," timpal Daya.

"Beruntungnya, kami menemukanmu Gunawan. Kebetulan sekali, kau adalah manusia pemegang tombak ketiga yang berhasil kami temukan," ucap Aidan lagi.

Hal ini membuat Gunawan, siapakah kedua pemegang tombak selain dirinya?

Lalu, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki seraya nyanyian ceria seorang perempuan mendekat ke ruang pembelajaran. Ketika dirinya masuk ke dalam, Gunawan tertegun melihat perempuan itu.

"Apakah anak baru itu ada di sini?"

Aidan menyambutnya dengan senyuman, "Kau datang tepat waktu, Inge. Anak baru itu masih ada di sini."

"Benarkah?"

Gadis bernama Inge itu menoleh ke sudut ruangan tempat Gunawan duduk. Dia langsung merasa senang dan dengan semangatnya melompat kijang mendekati Gunawan.

"Perkenalkan, namaku Inge Anastacia Romantika!"

Gunawan terhenyap, dia merasa sedikit canggung menyikapi gadis cantik ini di hadapannya.

Inge memiliki dagu lancip yang tirus, tubuh tinggi semampai, kulit putih kemerah-merahan, rambut coklat terang panjang yang berponi ke sebelah kanan dan pupil matanya seperti bola disko yang memancarkan berbagai macam warna.

Terlepas matanya yang sedikit aneh, tapi secara keseluruhan penampilan Inge sangat cantik menyetarai keanggunan Daya.

Gunawan kemudian memperkenalkan diri pada Inge. Gadis itu tertawa ceria dan langsung meresponnya dengan menyalami Gunawan menggunakan kedua tangan.

Aidan memberitahu pada Gunawan kalau Inge adalah pemegang Tombak Kebahagiaan. Itu menjelaskan alasan di balik sifatnya yang ceria.

"Terus, siapa lagi pemegang tombak yang lain?" tanya Gunawan lagi.

"Ah, dia ... orang itu tidak berafiliasi dengan BPAM sehingga akan sulit untuk menemuinya." Aidan kemudian menggeser kursor leptopnya dan membuka sebuah file.

Terpampang jelas di papan putih foto seseorang tinggi besar dengan tubuh berotot. Di wajahnya hanya terdapat lima titik yang bercahaya. Aidan menjelaskan kalau dia sedang dalam wujud monsternya pada foto tersebut, sehingga tak tampak kalau dia adalah seorang manusia.

Tapi, sebelum Aidan memberitahu nama sosok itu, Gunawan terlebih dahulu mengenalinya. Hal ini membuat Aidan serta Daya terkejut, sementara Inge tak peduli dan terus memeluk lengan kiri Gunawan.

"Kau tahu siapa orang ini?"

"T–tentu saja, aku pikir selama ini dia Exodian karena penampilannya." Bibir Gunawan gemetar.

"Oh, iya, aku baru mengingatnya. Tempat tinggal Gunawan berada di sekitar wilayah kekuasaan pemegang tombak pertama, Aidan. Sudah pasti dia mengenalinya," kata Daya pada pria berambut putih itu.

"Hmm, ini menarik. Aku tidak perlu menjelaskan lebih jauh tentang Borselino padamu," ujar Aidan.

Sang Pemegang Tombak pertama yang ditemukan BPAM adalah, Borselino Di Vega. Boss kartel Borselino yang menguasai banyak wilayah Outter Circle dan merupakan seorang gembong obat-obatan terlarang sintetis terbesar di Neo Batavie.

Penampilannya membuat banyak orang mengira bahwa dia adalah seorang Exodian, bahkan anggota kartelnya sendiri. Nyatanya, itu hanya kedoknya memanfaatkan kekuatan tombak yang berhasil dia kuasai.

Daya merasa curiga pada ekspresi Gunawan yang terus ketakutan. Dia pun menanyai pemuda itu karena penasaran.

"Kenapa wajahmu seperti itu?"

Gunawan menelan ludahnya sebelum menjawab, "S–saat aku pertama kali berubah, a–aku menghancurkan salah satu cabang kartelnya."

***

Pada kenyataan yang ada di Neo Batavie, mereka yang kuat lah yang akan dihargai dan disegani. Pintar saja tidak ada artinya, apalagi orang bodoh. Semua orang harus kuat dan cerdas. Segala macam cara harus ditempuh untuk bertahan hidup di kota absurd ini.

Wilayah 15, Outter Circle, adalah tempat paling berbahaya di Neo Batavie. Tempat ini menjadi sarang bagi beberapa kartel besar di kota termasuk kartel Borselino yang paling berkuasa.

Tidak ada satu pun pihak kepolisian berani menginjakkan kaki di wilayah 15. Apalagi, di sebuah gedung besar dengan cat merah muda dan gaya arsitektur yang sangat mencolok; penuh patung baik laki-laki maupun perempuan telanjang.

"Devita, bagaimana distribusi di distrik 36? Semuanya lancar seperti yang kita rencanakan, bukan?"

Suara super maskulin itu menggema di ruangan dengan pencahayaan remang yang interiornya dipenuhi oleh perabotan-perabotan aneh.

"Iya, bos. Tidak ada yang perlu kau takutkan," jawab perempuan bernama Devita dari balik telepon.

"Bagus, bagus. Kau melakukan pekerjaanmu dengan baik seperti biasa."

"Terima kasih, bos. Aku mohon undur diri."

Si Bos menaruh teleponnya ke atas meja. Dia menghela nafas puas kemudian beranjak dari kursi dan menuju ke atas balkon.

Pria bersuara super maskulin yang dapat membuat wanita maupun lelaki meleleh itulah Borselino Di Vega. Bos kartel paling disegani di Neo Batavie, orang paling bengis dan kejam dengan selera arsitektur yang juga sama ekstrimnya.

Selain itu, gaya pakaian Borselino juga terbilang sangat aneh. Terlepas wujudnya, namun dia memakai pakaian ketat ala penari striptis dengan bagian lengan dan paha yang terbuat dari stoking fishnet.

Tindakan dan penampilannya ini, membuatnya sangat mengerikan.

"Bos Borselino."

Seorang lelaki masuk ke dalam ruangan kemudian bersimpuh di belakang Borselino.

"Aku membawa laporan tentang investigasi kita mengenai kehancuran cabang wilayah 9," ujar lelaki itu.

Dia kemudian memberikan sebuah amplop pada Borselino yang langsung dibukanya. Laporan ini bukan berasal dari kepolisian melainkan organisasi kartel Borselino sendiri. Saking terorganisirnya kelompok kartel ini, ada divisi penyidik dan penyelidikan. Ada pula divisi penyerangan dan pertahanan, produksi, distribusi serta kebutuhan logistik.

Selesai membaca isi laporan, Borselino kemudian memberikannya lagi pada lelaki ajudannya tersebut.

"Aku terkejut seorang manusia dapat menyebabkan kehancuran sebesar ini," ujar Borselino.

"Kami menduga, kalau dia adalah praktisi Mistika, Bos. Kami sedang menyelidiki hubungannya dengan beberapa Levitate Exodian."

Borselino mendekat ke teralis pembatas. Dia berpegangan menatap ke pemandangan malam Neo Batavie yang penuh dengan ledakan dan riuh kericuhan.

Sebuah cahaya tampak melesat ke arah gedung Borselino dengan kecepatan tinggi. Namun, dia sama sekali tak bereaksi.

"Kita harus memberi pelajaran pada orang ini. Kirim beberapa orang ke rumahnya, sikat semua yang mereka temukan. Aku ingin mereka mengulitinya hidup-hidup." Borselino berkata dengan nada paling tenang yang bisa didengar oleh makhluk hidup.

"Baik, Bos."

Lelaki itu pun berpaling dari hadapan Borselino dan beranjak pergi dari ruangan. Sementara itu, Borselino dengan tenang menyambut kedatangan bola cahaya yang melesat ke arahnya.

Dengan satu gerakan tangan, Borselino kemudian meledakkan bola cahaya itu.