Sepasang netra yang sempat terpejam seharian penuh itu perlahan menyingkap, peluh keringat membasahi seluruh wajahnya. Ia mengerjap beberapa kali berusaha menerima cahaya dari lampu kamar yang begitu silau di pandangannya. Ada sebuah helaan nafas lega ketika ia menyadari dirinya berada dikamar yang tak asing untuknya. Lebih tepatnya lagi itu kamar dirinya dan Laras.
Verga memposisikan dirinya untuk bersandar pada pembatas ranjang, menatap sekeliling namun tak menemukan presensi Laras. Ia pikir, dirinya sedang bermimpi, dimana ia melihat tubuh Laras terlempar jauh saat dihantam truk.
"Aku tak berangkat bekerja pagi tadi? Kenapa aku tidur begitu lama?" Gumamnya lirih saat menemukan jarum jam manunjuk angka delapan malam.