Sejemang pertemuannya dengan Keylan masih terus berputar pada otaknya. Tak ada yang dapat membantunya untuk melupakan hal itu hingga saat ini. Rasa khawatir hingga takutnya menghantui, membuat ia merasa takut jika berada jauh dari Laras ataupun Raka.
Perlahan, kenop pintu terbuka, memunculkan presensi Laras yang tampak sudah selesai dengan peperangannya bersama dapur pagi ini. Sesegera mungkin melangkahkan sepasang tungkainya untuk mendekat pada Verga. Menyentuh pundak pria itu yang seketika mendongak dan menatapnya dengan seulas senyum tipis.
"Ayo sarapan, aku sudah membuatkannya untukmu." Ucap Laras dengan mengukir senyum lembutnya.
Namun, bukannya segera beranjak dari sana, Verga justru kembali menatap kosong objek yang ada dihadapannya. Pikirannya kembali berpusat pada kejadian itu hingga membuat Laras turun tangan dan segera mendaratkan bokongnya dihadapan pria itu. Berniat menenangkannya tapi justru tatapan Verga begitu lekat hingga terasa menusuknya.