Terkadang seseorang memang membutuhkan ruang untuk diri mereka sendiri. Dimana lingkup itu akan menyimpan dirinya sendiri layaknya sebuah memori lama yang tidak akan pernah terhapus, dan Laras merasakan hal itu disaat semuanya tidak berjalan seperti dengan apa yang ia inginkan.
Dimana, kala itu ia merasa tengah berada dalam mimpi terburuknya, menyelami mimpi itu hingga bersingkuh menjadi nyata. Ia membencinya, namun merasa konyol jika harus meminta sang takdir untuk memutar balikkan fakta.
Merasakan dunia seolah berputar dan mengurungnya ditengah-tengah sendirian tanpa menyiapkan sebuah kunci untuknya terlepas dari sana. Meskipun demikian, Laras tetap merasa tak ingin terlepas dari sana, seolah ada sebuah lem yang sengaja ia oleskan dibawah kakinya agar tak bisa terlepas begitu saja dari sana.
