Layaknya tengah dihadapkan dengan sebuah patung yang sedari tadi hanya berdiri dihadapannya. Tak mengatakan apapun, hanya kedua manik matanya yang menghunus Laras dengan lekat. Entah dia sedang memikirkan apa, tapi sepertinya pria itu tengah mencari kalimat untuk dijadikan pembicaraan.
Bahkan ia merasakan kakinya sudah terasa pegal karena harus menopang bobot tubuhnya dengan waktu yang cukup lama.
"Jika tidak tau harus mengatakan hal apa, maka sebaiknya jangan menahan ku, aku harus masuk, Verga menungguku." Lengannya spontan ditahan oleh Varo, seolah tak membiarkan wanita itu pergi dari sana dengan cepat.
Sebenarnya, Varo sudah mempunyai tujuan utama dari apa yang ingin ia katakan, namun nyatanya ia ingin membuat pembicaraan lain terlebih dahulu sebelum intinya. Pasalnya, ia ingin menatap wajah itu sedikit lama dari biasanya.
"Tunggu, aku ingin mengatakan sesuatu yang penting. Tolong dengarkan dulu, just stay here for few second or minute."