Arloji kecil yang melingkar dipergelangan tangannya menjadi objek utama yang ia pandangi setelah mendaratkan sepasang tungkainya dihadapan gedung besar yang menjulang tinggi dihadapannya. Merapikan sejenak pakaian sedikit formal namun masih terkesan santai juga melekat pada tubuhnya. Laras bergerak untuk menyampirkan rambut bagian sisi kirinya dibelakang telinga, memasang senyum manis dan hangat saat mulai melangkah masuk.
Mulai dari satpam yang menjaga di pintu pertama, ia melemparkan senyuman pada pria setengah baya itu. Sudah tak asing lagi bagi para pekerja yang ada disana saat menyaksikan Laras yang mengunjungi kantor itu. Pasalnya, siapa yang tidak mengenal dirinya disana? Opini pertama yang akan seseorang udarakan adalah hubungan Laras dan Verga. Dimana keduanya sudah berada dipuncak hubungan serius yang tak bisa diganggu gugat. Bahkan beberapa karyawan wanita yang sempat merasa terpikat dengan Verga harus mengubur perasaannya itu sedalam mungkin.