Suara Ketukan demi ketukan pada permukaan meja tak berhenti berbunyi, menampilkan dua pelaku manusia berbeda gender yang tampak sedang sibuk dengan pikiran masing-masing, serta minuman ber-cup dingin yang setia menemani mereka sedari tadi.
Beralih tangannya menyangga dagu runcing miliknya, Laras mendongak sembari menatap keadaan langit cerah di luar sana. Menghela nafas yang kemudian bersatu dengan gumpalan udara dan beterbangan.
Tiga puluh menit yang lalu, Laras menarik Davin dari kantor, meminta pria itu untuk meluangkan waktunya sejenak agar mereka bisa membahas masalah yang terjadi ketika dirinya baru tiba disana.
Jujur, awalnya ia tak begitu paham dengan apa yang Davin jelaskan. Akan tetapi, sedikit demi sedikit ia memasang telinga dengan baik untuk mendengarkan penjelasan dari pemuda yang masih lajang itu, Laras akhirnya dibuat mengerti dengan memberikan anggukan beberapa kali sebagai tanda bahwa ia sudah paham.