Tak pernah mengira sebelumnya bahwa kehadirannya akan membuat sesuatu lain yang bergejolak dan semakin membuncah dalam tubuh Varo. Menciptakan sebuah perasaan bersalah pada diri Laras, terlebih saat menemukan sorot mata yang menyimpan beberapa fakta tersembunyi dari pria itu.
Satu yang ia tahu, pria itu masih memberikan tatapan yang sama seperti dulu.
"Kau mengenakannya. Terimakasih, kau terlihat cantik, dan aku merindukanmu."
Menelan kuat Saliva nya dengan kedua netra yang masih belum lepas dari Varo. Merasakan jantungnya yang berdegup kencang, meski degupan itu tidak memiliki rasa kuat seperti yang biasa ia rasakan saat bersama Varo.
"Bagaimana kabarmu? Kelihatannya, kau baik-baik saja. Meski itu tanpaku."
Sedikit lebih merendahkan suaranya, membuat kedua manusia berbeda gender yang tengah berbincang tak menyadarinya sama sekali. Melupakan fakta bahwa Varo dan Laras bagaikan sebuah magnet dan besi, dimana keduanya akan menempel jika sedang berdekatan satu sama lain.