"Kau berniat menghancurkan masa depan karir ku?!" Kedua tangan yang terkepal kuat seiring dengan gigi-giginya yang bergemelatuk hebat, menandakan dan menejelaskan betapa berat situasi yang dialaminya yang membuat ia sulit mengendalikan emosinya karena penghakiman seseorang.
"Tidak juga. Aku sudah menyuruhmu untuk menandatangani surat itu, tidak berat 'kan? Hanya mencoret diatas kertas dan semuanya akan selesai." Menyandarkan tubuhnya pada sofa ruangan, menatap sang sahabat yang tampak begitu frustasi dengan mencengkram kuat rambutnya yang sudah beruban itu.
"Kau gila? Melaunching sebuah produk baru tidak menggunakan biaya yang kecil. Bagaimana dengan bentuk promosinya? Kesepakatan kita sejak awal sudah benar, kita membagi dua, dan kenapa kau berpikiran lain saat ini?!"
"Semua bisa berubah sewaktu-waktu, Syam. Bukankah biaya itu hal yang kecil bagimu? Aku hanya perlu menunggu jadwal launchingnya dengan menyandar pada kursi kebesaran ku, semuanya pasti bisa selesai di tanganmu."