"Bagaimana setiap saat kau bisa mengkhianati dirimu sendiri? Bagaimana di setiap detik, kau melakoni hal yang sama sekali tidak kau inginkan?!" Menatap pantulan dirinya didalam kaca, memberikan tatapan menghunus pada bayangannya sendiri. Mengepalkan erat kedua tangannya hingga memunculkan urat-urat tegas yang bermunculan memenuhi lengannya, layaknya sebuah selang infus.
"Kau bodoh, setiap saat kau melakukan hal diluar yang kau inginkan. Seharusnya, kau mengejar kembali gadis itu, mengurungnya jika perlu agar dia menjadi milikmu seutuhnya. Kenapa kau harus bersusah payah menghilangkan perasaanmu padanya, hm? Apa artinya hidup bersama dengan gadis yang sama sekali tidak kau cintai? Sial, apa dengan bermodalkan anak itu kau harus melepaskan gadis yang sangat kau cintai melebihi dirimu sendiri?!"