"Don't you have any plan to do?"
Sebuah gelengan lepas dan helaan nafas panjang mengudara dari Varo. Kepalanya menunduk dengan kedua mata yang terpejam, membiarkan Alexa menatap dirinya penuh afeksi.
"Apa kau berpikir bahwa langkah yang kuambil ini salah?" Kedua bibirnya terkatup rapat, bersamaan dengan sebelah tangan kanannya yang ia jadikan sebagai tumpuan untuk menopang dagunya.
Semalam, Varo mengiriminya sebuah pesan, meminta gadis itu untuk bertemu dengannya, berniat menceritakan semua kejadian yang menimpanya secepat kedipan mata. Tentu hal itu mengundang rasa penasaran yang amat besar dari Alexa, menatap kalender yang berdiri tegak diatas nakasnya, menemukan sebuah tanggal merah atau tepatnya hari Minggu, membuatnya mengiyakan ajakan pria itu. Meski, ia harus tidak ikut hadir dalam pertemuan kolega bisnis ayahnya.