Suara raungan dan jeritan dari Laras tak berhenti berkumandang di ruangan itu. Membuat Verga maupun Alexa merasa tidak tega, ulu hatinya seperti tersayat. Sedangkan Andi tak berhenti menunjukkan seringainya, tak peduli sama sekali dengan perasaan gadis itu, rasa empatinya sudah menghilang dan mati semenjak nyawa orang yang dicintainya direnggut paksa oleh Varo. Dan benar, karma memang berlaku, Varo memang tak merasakan sakit yang Andi pendam selama ini, akan tetapi, orang yang dicintainya lah yang harus menanggung rasa sakit itu karena perbuatannya sendiri. Siapa yang bisa menebak masa depan dan takdir? Meski semuanya sudah direncanakan dari sang maha pencipta, tetap saja masih banyak yang menyangkal dan merasa tidak terima, dan mungkin Laras sudah merasakan hal itu saat ini.
"Lepaskan, sialan! Bunda!!" Laras tak berhenti menjerit sedari awal, dimana Varo membawa kedua orangtuanya memasuki bangunan terbengkalai tersebut.