Harapan yang dimilikinya belum pupus, Alexa terus mencoba menghubungi Varo berkali-kali, ini bukan masalah Varo yang tiba-tiba pergi dan meninggalkannya sendirian di rumah mewah itu, melainkan ini sesuatu penting yang sudah mereka wanti-wanti sedari awal, dan itu benar adanya. Dengan helaan nafas pasrah dan satu decakan kesal, Alexa meraih ponselnya yang sempat tenggelam didalam saku, memesan sebuah taksi yang bisa mengantarnya pulang terlebih dahulu. Membersihkan dan merapikan diri meski dalam keadaan yang tergesa, dan hal itu tak membutuhkan waktu lama baginya. Alexa dengan cepat menjalankan mobilnya, membelah jalanan kota yang masih padat meski sudah hampir larut malam, membawa dirinya sendiri ketempat yang terbilang jauh tanpa rasa takut. Ia hanya khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkannya.