Varo membanting stirnya kuat dan mengendarai mobilnya dengan terburu-buru, diikuti dengan Alexa yang harus menahan napas selama perjalanan, Varo terlalu agresif, rahangnya bahkan sudah mengeras sedari tadi. Beruntung tak memakan waktu lama mobil itu sudah mendarat sempurna di depan rumah ayahnya, membuat Alexa bernafas lega kemudian menghirup oksigen secara rakus setelah turun dari mobil Varo.
"Varo? Kenapa tidak mengatakan jika ingin kemari?"
"Dimana Nayla?" Menyela dengan cepat tak menjawab perkataan sang ayah. Nafasnya seakan memburu seiring kuatnya gemuruh emosi yang tertahan dalam dirinya. Syam menoleh kebelakang sejenak, menemukan presensi seorang wanita yang kemudian menunduk hormat kepadanya.
"Masih berada di kamarnya." Tanpa sepatah katapun, Varo melesetkan langkahnya dari sana menuju keatas. Alexa berhenti sejenak di hadapan pria paruh baya itu dan kembali menundukkan kepalanya sopan. "Permisi, paman."