Suasana kantin pagi ini tak terlalu ramai dari biasanya. Syukurlah, setidaknya Laras sedikit merasa bersyukur karena bisa menenangkan isi kepalanya sembari mengisi perut. Meski perlahan-lahan nafsu makannya mendadak hilang, dan ia hanya sempat memakan setengah dari pesanan makan paginya. Ia melenguh sembari mendesah kecil, meletakkan satu buah garpu dan sendok yang sempat ia apit pada jemarinya, mendorong pelan nampan berisikan makanan itu, menenggelamkan kepalanya dimeja kantin sembari berdesis secara tidak beraturan.
"Aku tau beban pikiran selama hidup itu menyebalkan. Tapi, tetaplah bertahan dan hidup." Suara bariton seorang pria yang sudah sangat ia kenali membuyarkan rasa kesalnya, berganti dengan rasa malas yang mengambil alih tubuhnya. Pria itu mendaratkan bokongnya tepat disamping Laras, tak peduli gadis itu akan mengusirnya lagi atau tidak. Lagipula, ia sedang membawa makanan, tidak mungkin Laras akan mengusirnya jika ia sudah mulai duduk dan mengunyah makanan itu.
