Pagi ini cuaca nampak tak bersahabat seperti biasanya, angin dingin yang berhembus mampu menaklukkan bulu kuduk seseorang. Hanya dengan sekali mengadah kelangit, orang-orang sudah mengerti bahwa awan itu berniat mengguyur kota itu sebentar lagi. Mungkin tak jauh berbeda dengan keadaan hati Laras, bahkan langit pun ikut mendukungnya.
"Selalu saja. Kau selalu turut andil saat mengetahui isi hatiku, kau mendukungnya. Tapi kenapa kau tak pernah mendukung hubunganku dengannya?! Kenapa hubungan kami selalu kalah telak, hah?!" Mungkin orang-orang yang berlalu lalang akan mengira gadis itu sudah tidak waras atau sebagainya. Tapi apa pedulinya? Ia hanya berusaha mencari keadilan. Namun, bukankah suatu kehidupan sudah menjadi bentuk keadilan?
"Awas saja jika kau menyentuhku selama perjalanan ke kampus, aku akan— yah intinya aku akan marah kepadamu!" Terdengar konyol mungkin karena ia bahkan berargumen dengan sang baskara. Tapi sekali lagi, gadis itu tak menyimpan rasa peduli.