Deru angin semakin berpacu dengan cepat, menerbangkan dedaunan dari beberapa pohon beringin, serta surai hitam kedua manusia pria itu. Mengarahkan kaki jenjangnya agar melangkah lebih dekat dengan Verga, menatap pria itu dengan degup jantung yang berusaha ia kontrol.
Terdiam selama beberapa menit, membiarkan suara angin yang mengisi keheningan. Maklum, tempat itu terbilang sunyi, jarang sekali ada pengendara yang melewati lapangan yang ditumbuhi beberapa rumput liar, serta pohon beringin yang tumbuh mengelilinginya, membuat cahaya bias matahari tak bisa menembusnya.
"Kenapa hanya diam? Apa kau sedang merangkai kalimat bualan untuk menipuku lagi?" Mengepalkan kedua tangannya erat, membuat buku-buku putih pada ujung jarinya mulai nampak, bersamaan dengan rahangnya yang memgeras.
"Kupikir seharusnya kau yang berhenti. Berhenti mencampuri hubunganku dengan Laras, termasuk keluargaku."
"Jawab pertanyaanku, sialan!"