Akiko terhenyak melihat perut Sergei. Darah mengucur dari luka di sana, walau tangan menghalau kucuran, darah segar tetap menyelinap melalui sela tangan dan perut.
Akiko tidak takut darah, tapi Sergei salah satu orang yang dia kenal. Orang yang membantunya selamat di lomba pertama. Tentu perasaannya camlur aduk. Dia tidak bisa bertanya pada Sergei, mengingat keadaannya yang butuh perawatan. Akiko beralih pada polisi yang berdiri di sebelahnya.
Badan polisi itu bergetar, berkeringat dingin di tengah ruang ber-AC. Menurut Akiko dia pasti mengetahui sesuatu sampai begini. "Permisi Tuan, apa yang terjadi di ruang interogasi?"
Tepukan di lengan polisi membuatnya kaget hingga melompat kecil. Wajahnya terlalu dibuat santai hingga aneh. "O-oh Nona Akiko. Ada yang bisa saya bantu?"
Akiko mengulang pertanyaan, sambil memandang Sergei yang dibawa masuk lift. "Apa dia disiksa di dalam sana?"