Di dalam kamarnya, Feli masih terisak di dalam pelukan Bertha ia meluapkan penyesalannya atas kesalahan di masa lalu yang membuatnya sulit berada di dekat Panji kembali.
"Ma, aku takut." Feli masih terisak. Bertha sebagai ibu menjadi tidak tega melihat kondisi anaknya yang menyedihkan.
"Jangan takut, ada Mama. Kamu yang tenang dulu. Panji tidak akan meninggalkan kamu sayang, percaya sama Mama." Bertha memeluk anaknya agar tidak terus-menerus menangis.
"Feli ingin sendiri, tolong Ma." Feli melepaskan pelukan Bertha. Untuk sekarang ia harus berpikir dan bersikap tenang walaupun jantungnya terus memacu karena ia mengkhawatirkan hal yang paling ia takutkan.
"Baiklah, kamu istirahat saja, Mama keluar yah." ucap Bertha menghargai keinginan anaknya.
"Makasih, Ma." Feli meringkuk di tempat tidurnya. Ia merasakan perih di pipinya karena tamparan Panji tadi cukup keras.
