Revan pulang ke rumah dalam keadaan muka yang lesu, beban di pikirannya benar-benar menumpuk. Mengurusi perusahaan seorang diri, belum lagi memikirkan keadaan rumah tangga orang tuanya yang sedang berada di ujung tanduk. Kepalanya bener-bener pusing, melihat kelakuan sang papa yang selama ini yang dibangga-banggakan dan bisa menjaga mamanya sampai akhir hayatnya, namun kenyataan pahit harus dirasakan oleh wanita yang sudah melahirkannya.
"Kamu pulangnya malam banget, sih? Ditelepon juga enggak bisa? Itu kenapa lagi mukanya lecek banget?" tanya Ratu yang baru saja kembali dari dapur, berbarengan dengan masuknya sang suami ke dalam rumah.
"Tidak ada, aku mau langsung ke atas," ujar Revan tanpa menatap wajah istrinya terlebih dahulu, ia langsung menaiki tangga untuk masuk ke dalam kamarnya.
"Kenapa dia?" heran Ratu sembari menengguk minuman yang dipegangnya.