Reyno merasa bersyukur karena handphonenya hilang, dengan begitu pacar-pacarnya tidak akan dapat lagi menghubunginya dan mengganggunya setiap saat. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri, hanya akan ada satu nama wanita yang akan mengisi hidupnya yaitu Tiffany.
Walaupun sebelumnya Reyno menolak dengan keras kalau harus buru-buru menikah, tapi sekarang semuanya sudah berbeda. Rasa tidak ingin kehilangan lagi membuatnya takut untuk bermain-main.
"Ma, tolong suruh Tiffany untuk datang ke sini. Aku kangen banget sama dia," pinta Reyno merengek pada mamanya yang sibuk memasak di dapur.
"Kenapa tidak kamu saja yang menelpon? Mama, tidak punya nomornya," ujar Jessica sembari menyiapkan sarapan untuk keluarganya.