Sepulang meeting dari rumahnya si penanam saham, Revan tidak membuka mulutnya sama sekali. Bahkan saat berkutat di depan laptopnya, ia masih betah merapatkan mimpinya hingga membuat kembarannya merasa curiga.
"Kamu itu kenapa sih, dari tadi kayaknya diam terus?" heran Reyno membuat Revan mendongakkan kepalanya.
"Ada apa? Aku sudah mengecek laporan," ujar Revan.
"Tidak apa-apa, hanya saja aku merasa ada sesuatu yang berbeda dari kediaman kamu hari ini. Kalau ada sesuatu yang mengganjal di pikiran kamu, jangan sungkan-sungkan buat kasih tahu aku." Masih ada rasa peduli di dalam hatinya, ketika melihat kembarannya tidak menampakkan raut bahagia sama sekali. Walau bagaimanapun juga mereka kembar dari lahir dan tentunya, ke duanya mempunyai ikatan batin yang sangat luar biasa. Hanya saja terkadang Reyno yang lebih tidak peka dengan perasaannya, itu sebabnya setiap terjadi sesuatu dengan Revan dirinya tidak tahu.