Ratu masih terus memberontak seperti ingin mencakar-cakar wajah si wanita asing di hadapannya, yang dengan kurang ajarnya mengakui calon suaminya sebagai kekasih dari wanita tersebut.
"Dasar wanita tidak tahu diri! Sudah kukatakan kalau dia itu calon suamiku dan kami sudah bertunangan. Kenapa kamu masih saja tidak bisa dibilangin?" kesal Ratu.
"Laki-laki ini adalah milikku, dia kekasihku dan kamu yang sudah merebutnya dariku, jadi sudah sewajarnya kalau aku marah," balas si wanita asing.
"Dia adalah tunanganku dan sebentar lagi kami akan menikah jadi kamu jangan coba-coba untuk merusak hubungan kami." Emosinya Ratu benar-benar sudah tidak bisa dibendung lagi.
"Kalau kalian memang bertunangan, lantas mana cincin pertunangan kalian? Aku tidak melihatnya tersemat di jari manis kalian?" sindir Ratu membuat Ratu terdiam.
"Sialan! Kenapa juga kita tidak memakai cincin pertunangan?" batin Ratu.
