"Nona lihat sendiri betapa susahnya aku dalam membuat pedang sialan itu."
Nona Faquella menarik napas panjangnya, "Bukan begitu, Pangeran Ansell. Kamu berkembang lebih cepat dari yang semestinya."
"Lalu, apakah itu harus menjadi sebuah pertanyaan?"
Pangeran Ansell mendadak marah kepada Nona Faquella.
Lelaki itu pun dalam sekejap mata pergi dari hadapan Nona Faquella.
JBAM!
Dia menutup pintu dengan keras. Pangeran Ansell tidak habis pikir, kenapa juga dia menjadi seseorang yang dianggap memiliki buku?
Meskipun pada kenyataannya ia memang memiliki buku itu, tetapi apa katanya?
Pangeran Ansell terlihat lebih mudah dalam mengendalikan sihir? Yang benar saja!
Ia bahkan merasa hampir kehabisan napas dan tenaga setiap kali mencoba untuk mengendalikan sihirnya sendiri!
Lelaki itu berubah marah. Ia membawa wajah marahnya itu masuk ke dalam kelas. Dan ketika melihat Azura, Pangeran Ansell diam tak mengatakan apa-apa.
Ia hanya ingin sendirian dulu.
* * *